Dina Rubby Menjadi Penyanyi di Gebyar Musik Etnik

Dina Rubby Menjadi Penyanyi di Gebyar Musik Etnik – Penyanyi dangdut jebolan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2014 ini dikabarkan akan menjadi salah satu penampil utama dalam malam penutupan acara bergengsi, Gebyar Musik Etnik, yang akan digelar pekan depan. Kehadiran Dina Rubby di panggung tersebut tak hanya dinantikan oleh penggemar dangdut. Tetapi juga oleh para pecinta musik tradisional Indonesia yang menantikan kolaborasi genre yang unik.
Dari Panggung KDI ke Musik Etnik Nasional
Dengan suara yang khas. Penuh tenaga. Dan penghayatan yang kuat. Ia berhasil menembus babak final dan menjadikan namanya dikenal sebagai salah satu talenta dangdut muda yang menjanjikan.
Setelah menapaki karier pasca-KDI, Dina terus menunjukkan konsistensinya di industri musik dangdut. Ia tampil di berbagai panggung off-air maupun program televisi. Terutama di kalangan penikmat dangdut koplo dan dangdut klasik.
Namun, kali ini Dina Rubby membuat langkah tak terduga dengan tampil di panggung Gebyar Musik Etnik, sebuah festival yang lebih dikenal dengan nuansa musik tradisional dari berbagai daerah Indonesia. Meski identik dengan dangdut. Dina mengaku tertarik untuk menantang dirinya mengeksplorasi warna musik lain dan memberikan sentuhan baru melalui kolaborasi unik ini.
“Aku merasa ini momen yang spesial. Bisa tampil di acara musik etnik bukan cuma kehormatan. Tapi juga tantangan buat aku untuk membuktikan bahwa dangdut dan musik tradisional Indonesia bisa saling melengkapi,” ujar Dina dalam sesi jumpa pers menjelang acara.
Dina Rubby Penyanyi Dangdut : Penampilan Spesial Bertema Kolaborasi Budaya
Menurut panitia penyelenggara. Penampilan Dina Rubby pada malam penutupan Gebyar Musik Etnik akan menjadi salah satu sajian utama dalam rangkaian acara tersebut. Tetapi juga menggabungkannya dengan unsur musik etnik dari berbagai daerah. Termasuk gamelan Jawa, angklung Sunda, dan instrumen tradisional Sumatra.
Dina Rubby kami pilih karena dia punya karakter vokal kuat yang bisa ‘menjembatani’ dangdut dengan musik tradisional tanpa kehilangan identitas,” ujar Dewa Kartika. Produser acara.
Dina akan tampil membawakan lagu yang diaransemen ulang secara etnik oleh komposer lokal. Beberapa lagu yang dipilih di antaranya adalah lagu dangdut legendaris “Bulan di Ranting Cemara” dan “Cinta Hitam”, yang dikemas dengan nuansa instrumen tradisional. tari daerah, dan tata panggung teatrikal.
Tak hanya menyanyi. Dina juga akan tampil dalam segmen pembuka dengan membawakan narasi budaya yang mengangkat tema “Harmoni Nusantara”, di mana setiap penampil mengenakan busana adat dan membawa simbol budaya dari daerah masing-masing.
Baca Juga : Lydia ONIC: Selebgram Esports yang Viral Setelah Isu Video Sensasional di Twitter
Antusiasme Penonton dan Harapan Dina Rubby
Banyak yang menantikan bagaimana penyanyi dangdut ini akan mengeksplorasi sisi lain dari kemampuan vokalnya dan menyesuaikan diri dengan genre musik yang berbeda dari biasanya.
Dina sendiri mengaku sangat bersemangat. Meskipun merasa sedikit gugup. “Ini pertama kalinya aku nyanyi dengan iringan instrumen etnik yang full. Aku latihan intens beberapa minggu terakhir bareng tim musiknya,” katanya.
Ia juga berharap bahwa kolaborasi ini bisa membuka mata banyak orang bahwa musik Indonesia sangat kaya dan punya potensi besar untuk bersatu. “Aku pengen orang tahu bahwa dangdut itu bagian dari budaya juga, bukan cuma hiburan semata. Kalau dipadukan dengan musik tradisional. Hasilnya luar biasa banget,” ungkap Dina.
Tak sedikit pula musisi dan pelaku seni lainnya yang menyambut positif kehadiran Dina di panggung tersebut. Mereka melihat ini sebagai sinyal bahwa batas antara genre musik mulai mencair, dan setiap seniman punya ruang untuk berekspresi secara lebih luas.
Dina Rubby, Menjadi Penyanyi di Gebyar Musik Etnik
Gebyar Musik Etnik merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan kekayaan musik tradisional Indonesia dan membuka ruang dialog antara musisi lintas genre. Diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, acara ini rutin mengundang musisi muda dan senior untuk menciptakan kolaborasi yang segar namun tetap mengakar pada budaya lokal.
Tahun ini. Acara akan diadakan di Taman Budaya Sentral, Yogyakarta, dan akan menampilkan lebih dari 30 pertunjukan dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk musik Batak, Dayak, Bali, Minang, dan Maluku.
“Sudah saatnya kita berhenti membatasi diri dengan label genre. Musik itu universal. Dan ketika penyanyi dangdut bisa berkolaborasi dengan gamelan atau musik Aceh. Itu bukan sekadar hiburan, tapi bentuk penghormatan pada keragaman,” ujar salah satu kurator acara, Hendra Yusran.
Penampilan Dina Rubby dijadwalkan menjadi segmen puncak malam penutupan, dan kabarnya akan disiarkan secara langsung di beberapa kanal digital. Tak hanya sebagai hiburan. Penampilan ini diharapkan mampu memberi inspirasi kepada generasi muda agar lebih mencintai warisan musik dan budaya Indonesia.